Jumat, 28 Februari 2014

PARA PELUKIS LANGIT



PARA PELUKIS LANGIT
 Resensi ini ditulis oleh: Elga Dwi Mustika

http://divapress-online.com/uploaded/images/product/ori/1990_Para-Pelukis-Langit-Bening-.jpg

Judul         : Para Pelukis Langit
Penulis       : Bung Pram   
Penerbit     : Bening
Edisi         : Pertama, 2012
Tebal        : 410 halaman
Harga        : Rp32.000

‘’ Hal yang paling memalukan dalam diri seseorang laki-laki adalah takut terhadap kemampaun diri sendiri untuk mengejar mimpi. Jangan berfikir menemui jalan yang nyaman jika menginginkan kebebasan. Hanya jalan yang penuh rintangan yang menjanjikan kesuksesan lahir dan batin.’’
     Novel karya Bung Pram ini sangat cocok untuk semua kalangan terutama anak remaja saat ini, karena novel ini mengandung banyak pesan moral yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Novel ini bercerita tentang kisah Sembilan anak desa dikecamatan Tanggungharjo, mereka terdiri dari Soep, Imam, Supri, Agus, Slamet, Darminto, Listanto, Kimon, dan Yoga. Tanggungharjo adalah sebuah desa yang begitu indah dan penuh kedamaian. Disana sembilan anak desa tadi hidup dengan penuh kebersamaan dan kekeluargaan, mereka bersekolah di SMP Negeri 2 Kedung Jati. Disana mereka pernah berikrar ingin menjadi manusia yang berguna bagi tanah air. Pada suatu hari mereka mereka berkumpul di stasiun Tanggung untuk membentuk geng. Geng mereka bernama OBENK yang merupakan akronim dari orang bengkel nakal. Bagi mereka OBENK adalah satu-satunya sarana bagi mereka untuk bertahan dari segala tantangan. Dikehidupan mereka yang terlalu banyak adat dan ritual, mereka tetap berusaha untuk terus mempertahankan adat tersebut, malah mereka bertekad ingin mengubah nasib mereka menjadi lebih baik dari kehidupan orang tua mereka yang sekarang.

Pada akhir tahun pelajaran, sekolah mereka akan mengadakan study tour kejakarta, mereka ingin sekali ikut study tour itu, tapi mereka bingung akan pergi dengan apa, karena mereka tau kehidupan orang tua mereka pas-pasan bahkan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Dan pada saat jam sekolah berakhir, mereka berkumpul di sasiun Tanggung untuk membicarakan bagaimana caranya mereka mendapatkan uang untuk study tour itu, disana mereka saling bertukar fikiran, sampai ditemukan sebuah ide yang menurut mereka bisa untuk mencari uang untuk study tour. Ide itu adalah mereka berusaha mencari belalang dan menguras pasir dikali untuk dijual dan mendapatkan uang, pekerjaan itu mereka lakukan selama 1 minggu penuh hinnga akhirnya uang mereka telah terkumpul dan mereka bagi sama banyak. seperti ketika mereka sepakat mencari pasir kali untuk menambah uang saku piknik ke Jakarta, mereka tidak pernah berputus asa dan tidak pernah mengeluh akan kondisi orang tua mereka yang serba pas-pasan. Sembilan anak ini berjuang mewujudkan cit-cita mereka. Ditengah keterbatasan kondisi lingkungan, mereka hidup di sebauh desa didaerah Purwodadi mereka tidak patah semangat. Justru, pelajaran hidup diperoleh mereka dari lingkungan sekitar, tidak sekedar dari bangku sekolah. Berkat semangat mereka yang tinggi, akhirnya mereka bisa mewujudkan cita-cita mereka dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
‘’Jangan Tanya Apa yang Negara telah berikan padamu, tapi bertanyalah apa yang telah engkau berikan pada bangsa.’’
          Sebagaimana judul buku ini, kita disuguhkan pada perjalanan yang penuh petualangan. Namun tidak hanya itu, ada yang jauh lebih penting daripada petualangan, yaitu rasa kebersamaan dan kesetiakawanan yang tinggi. Bagaimana mereka selalu bersama dalam suka dan duka. Membaca novel ini sangat menyenangkan, karena dilengkapi dengan cover yang menarik. Novel ini juga mengandung kata-kata indah ( kata mutiara) yang dapat memotivasi kita akan pentingnya semangat dalam menjalani hidup ini. Namun juga dapat mengajari kita untuk berfikir kritis mencari makna yang tersirat dari kata-kata mutiara tersebut. Novel ini juga sangat terjangkau harganya. Namun, terlepas dari keunggulan-keunggulan tersebut, novel ini juga memiliki sejumlah kekurangan disana-sini. Kekurangan tersebut ialah novel ini tidak dilengkapi pembatas buku sehingga mempersulit kita untuk menandai halaman yang kita baca , tulisan pada novel ini juga dapat dikatakan kecil, hal ini dapat mempersulit orang yang rabun untuk membacanya, dan kata-kata yang digunakan dalam novel ini sulit untuk dimengerti, karena bahasa yang digunakan sangat tinggi, sehingga mempesulit pemula untuk menemukan makna dari novel ini. Kertas yang digunakan pada novel ini juga kurang bagus, sehingga dapat mengurangi minat baca seseorang yang membacanya.
          Dengan membaca novel ini bisa menginspirasikan kita akan pentingnya semangat juang yang tinggi dalam meraih cita-cita dan mengubah nasib menjadi lebih baik lagi. Novel ini juga bisa menjadi contoh bagi kita untuk terus maju dan pantang mundur, karena keberhasilan itu hanya akan dapat diraih melalui kerja keras yang tinngi dan usaha yang sungguh-sungguh. Yakinlah dibalik kesusahan pasti ada kemudahan, karena Allah tidak akan pernah memberikan cobaan kepada hambanya diluar kemampuan hambanya.
          Semoga novel ini bermanfaat.

SAHABAT BARU


SAHABAT BARU

Drama ini ditulis oleh: Elga Dwi Mustika

Di dalam kelas anak-anak terdengar ribut dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Tiba-tiba…
Bu Santi           : ‘’Pagi anak-anak…’’
Seluruk siswa  : ‘’ Pagi Bu…’’
Bu Santi           :’’Baiklah anak-anak, pagi ini kita kedatangan murid baru. Tiara silahkan masuk.’’
Tiara                :’’Terima kasih Bu. Selamat pagi teman-teman.’’
Semua siswa   :’’Pagi…’’
Tiara                :’’Perkenalkan nama saya Tiara Lestari, saya pindahan dari Yogyakarta. Terima kasih.’’
Bu Santi           :’’Tiara, silahkan duduk di sebelah Andre. Anak-anak Ibu harap kalian bisa menerima Tiara dengan baik.’’
Tiara                :’’ Terima kasih Bu.’’ (berjalan menuju tempat duduk Andre)
Bu Santi           :’’ Baiklah anak-anak, hari ini kita masuk materi baru yaitu aritmatika, silahkan keluarkan buku catatan kalian. (menulis di papan tulis)
Andre              :’’Hy… kenalin nama aku andre. Senang berkenalan dengan kamu (mengulurkan tangan kepada Tiara)
Tiara                :’’Hy juga… aku Tiara. Ya… aku juga senang berkenalan dengan kamu .‘’(menjabat tangan Andre)
Andre              :’’Oea kamu tinggal dimana?
Tiara               :’’Didepan mesjid Agung.’’
Andre              :’’ Berarti dekat dong. Hmm… kapan-kapan aku main kerumah kamu ya.’’
Tiara                :’’Ya…’’ (tersenyum)
Bu Santi           :’’Anak-anak, untuk pr besok kerjakan halaman 150-152. Bagi yang tidak mengerjakan akan Ibu hukum.’’
Semua siswa   :’’Baik Bu…’’ (mengemasi alat tulis dan buku)
Bu Santi           :’’Selamat siang…’’ (berjalan keluar)
Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, seluruh siswa pulang kerumahmasing-masing. Kecuali Silvi dan teman-temannya, mereka shopping ke mall.
Silvi                  :’’Girls, shopping yuk… gue bosen nih’’
Bella                :’’Hmmm… boleh tu’’
Lina                 :’’Let’s go.’’ (berjalan menuju mobil)
Ditengah perjalanan Silvi, Lina, Bella bertemu dengan Tiara dan Andre yang berjalan kaki berdua.
Lina                 :’’Eh… lihat guys, itu kan Andre dan anak baru itu’’
Silvi                  :’’Ya itu, eh tunggu dulu, kenapa Andre mau jalan kaki sama anak baru itu, Andre itu kan kemana-mana pakai mobil.’’
Bella                :’’Ya man ague tau… hm gmana kalau kita kerjain aja anak baru itu?’’
Silvi                  :’’Wah, ide bagus tu.’’
Lina                 :’’Ya gue juga setuju’’ (melirik ke Silvi dan Bella)
Mobil mereka berjalan pelan mendekati Tiara dan Andre.
Bella                : (membuang air mineral keluar mobil dan mengenai Tiara) Oops sorry ya Tiara, gue nggak sengaja (berpura-pura baik)
Silvi                  :’’Rasain loe anak kampong, ya basah deh…’’
Silvi&Bella       :’’Hahaha…. Makan tu air.’’
Andre              :’’Eh… kalian apa-apaan sih? (marah)
Lina                 :’’ Kenapa ? loe mau belain si anak kampung ini?’’ (menunjuk Tiara)
Silvi                  :’’Andre daripada loe capek-capek jalan sama anak kampung ini, mending loe gabung bareng kita, gimana? Mau nggak?’’
Andre              :’’Eh… mending kalian semua pergi deh dari sini, udah males aku lihat kalian.’’
Bella                :’’Yaudah kalau nggak mau, yuk girls kita cabut’’
Silvi                  :’’By… Andre .’’ (pergi)
Andre              :’’Kamu nggak papa kan ra?’’ (menatap Tiara)
Tiara                :’’Nggak kok, aku baik-baik aja. Makasi ya udah mau belain aku.’’ (membersihkan bajunya yang basah)
Andre              :’’Ya sama-sama. Yaudah mending sekarang kita pulang kerumah kamu supaya kamu bias langsung ganti baju, dan nggak masuk angin.’’
Tiara                :’’Ya…’’ (berjalan pulang bersama Andre)
Pagi harinya Lina, Silvi, Bella merencanakan sesuatu untuk memfitnah tiara.
Silvi                  :(Masuk ke kelas dengan hati-hati) ‘’aman’’
Bella                :(memasukkan dompetnya kedalam tas Tiara) ‘’ Siip’’
Hafis                :’’Ngapain Bella membuka tas Tiara? (mengintip di jendela). Wah, nggak beres nih, rupanya geng Silvi cs pengen memfitnah Tiara. Gue harus kasih tau Andre.’’ (pergi mencari Andre).
Lina                 :’’Ayo cepat, ntar kita ketahuan.’’
Bella                :’’Ya, sabar.’’
Bel masuk berbunyi, semua siswa berbaris dan masuk ke kelas masing-masing.
Bu SANTI         :(Masuk) ‘’ Pagi anak-anak.’’
Semua siswa   :’’ Pagi Bu.”
Bu Santi           :’’ Anak-anak pagi ini kita akan mengumpulkan sumbangan untuk korban gunung meletus, Andre tolong kumpulkan uang sumbangannya.’’
Andre              :’’Baik, Bu.’’ (berdiri dan mengumpulkan uang sumbangan)
Bella                :’’Bu, dompet saya hilang…’’ (menunjuk tangan)
Bu Santi           :’’ kenapa bisa hilang?’’
Bella                :’’Saya tidak tahu Bu, tadi saya letakkan di dalam tas,tapi sekarang udah nggak ada.’’
Silvi                  :’’Pasti ada yang maling tu Bu…’’ (melirik Tiara)
Bu Santi           :’’ Kita tidak boleh menuduh sembarangan.’’
Lina                 :’’ Tapi mungkin aja kan Bu, apalagi dikelas kita kan ada anak baru.’’ (menyindir Tiara)
Tiara                :’’ Gimana kalau kita geledah aja tas mereka satu-satu Bu?’’
Bu Santi           :’’Yasudah,sekarang kalian semua berdiri dan keluarkan isi tas kalian masing-masing. Andre, tolong bantu Ibu memeriksa tas teman-teman kamu ya.’’
Andre              :’’Baik, Bu.’’ (berjalan dan memeriksa tas satu per satu).
Bu Santi           :’’Bagaimana andre? Apa kamu sudah menemukan dompet Bella?’’
Andre              :(Menemukan dompet di tas Tiara) ‘’Apa ini dompet kamu?’’
Bella                :’’ Ya… itu dompet gue, tu kan gue udah yakin pasti loe yang ambil dompet gue. Loe kan orang miskin, ya pasti loe butuh uang lah, makanya loe ambil dompet gue.’’ (menunjuk dan menatap Tiara).
Bu Santi           :’’Tiara, apa benar kamu yang mengambil dompet Bella?’’
Tiara                :’’Tidak, Bu.Saya tidak mengambil dompet Bella.’’
Bu Santi           :’’Tapi kenapa dompet itu bisa ada di tas kamu?’’
Tiara                :’’ Saya juga tidak tahu , Bu. Kenapa dompet bisa ada didalam tas saya.’’
Bella                :’’Alah… mana ada sih maling yang mau ngaku.’’
Hafis                :’’Maaf, Bu. Tiara tidak bersalah, tadi saya melihat Bella memasukkan dompetnya sendiri kedalam tas Tiara, dengan tujuan ingin memfitnah Tiara…’’
Bella                :’’Nggak, Bu. Itu semua bohong.’’
Hafis                :’’Alah… kamu nggak usah ngeles…’’
Bella                :’’Tapi gue….’’ (pembicaraan terputus).
Bu Santi           :’’Sudah…Sudah… sekarang Ibu sudah tau siapa yang bersalah, sekarang Ibu minta Bella untuk minta maaf sama Tiara.’’
Bella                :’’Tapi kan Bu…’’
Bu Santi           :’’ Sudah, cepat kamu minta maaf.’’
Bella                :’’Ya Bu.. Maafin gue ya…’’ (mengulurkan tangan).
Tiara                :’’Ya, aku udah maafin kamu kok .’’ (menjabat tangan Bella).
Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, semua siswa pulang.
Bella                :’’Huh… sebel banget gue lihat anak kampung itu, masak gara-gara dia gue dipermalukan didepan kelas…’’ (cemberut),
Lina&Silvi        :’’ Udahlah Bel, nggak usah diurusin lagi anak kampung itu.’’
Bella                :’’Yudah deh girls, gue pulang duluan ya, nyokap gue mau pergi jadi gue hareu cepat-cepat pulang…’’
Silvi                  :’’Yaudah yuk Lin, kita pulang.’’
Bella                :’’By…. Sampai ketemu besok.’’ (melambaikan tangan).
Silvi&Lina        :’’ By….’’ (melambaikan tangan).
Tiba-tiba mobil dari arah belakang Bella melaju dengan kencang.
Lina                 :’’Bellaaa…… awassss.’’
Bella                : (melihat kebelakang dan tertabrak mobil).
Lina&Silvi        :’’ Bellaaaaaaaa………’’ (berlari mendekati Bella).
Lina                 :’’ Sil, cepat telepon ambulance…’’
Silvi                  :’’ Oke…’’ (menelepon ambulance).
Ambulance datang dan membawa Bella ke rumah sakit. 1 jam kemudian, Bella sadar.
Bella                : (Terbaring lemah)’’ Gue dimana?’’
Lina                 :’’ Bel… Bel…, loe udah sadar? Loe sekarang lagi ada dirumah sakit, tadi loe kecelakaan . sebaiknya sekarang loe istirahat aja dulu ya…’’
Tiara,Andre,Hafis: (mengetuk pintu)’’ Assalamualaikum…’’
Silvi                  : (membuka pintu)’’ Waalaikum salam, ayo masuk.’’
Tiara                :’’ Makasih, gimana keadaan kamu Bel?.’’
Bella                :’’Gue baik-baik aja kok.’’
Tiara                :’’Syukurlah, nih kami bawakan buah-buahan untuk kamu, semoga kamu cepat sembuh ya…’’
Bella                :’’Ra, kenapa loe baik banget sama gue? Kenapa loe masih peduli sama gue? Padahalkan, gue udah jahat banget sama loe….’’
Tiara                :’’Bel, kamu itu kan teman aku, jadi udah sewajarnya aku baik dan peduli sama kamu. Lagian aku nggak pernah dendam kok sama kamu Bel….’’ (tersenyum).
Bella                :’’ Makasih ya Ra, loe memang teman yang baik,,,’’ (tersenyum).
Tiara                :’’ Ya… sama-sama.’’
Andre              :’’ Nah, gitu dong, kalau gini kan lebih baik,’’
Bella                :’’Iya Ndre…’’
Silvi                  :’’ Gimana kalau Tiara gabung aja di geng kita?’’ (memandang Tiara).
Lina                 :’’ Ide bagus tu, gue juga setuju.’’
Bella                :’’ Tiara, loe mau kan gabung di geng kita?’’
Tiara                :’’ Tentu aja aku mau…’’
Bella                :’’ Makasih ya Ra. Nah, sekarang anggota geng kita jadi berempat. Dan nama geng kita adalah ‘’NARAVILA’’. Bagus nggak?’’
Silvi,Lina,Tiara            :’’Bagus….’’ (mengacungkan jempol).
Silvi,Lina,Tiara,Bella: (Berpelukan dan tertawa) ‘’ NARAVILA…….’’
-SELESAI-

Rabu, 26 Februari 2014

Sistem Pendidikan Dunia, Dari Yunani Hingga Abad 21

Foto: wwp.greenwichmeantime.com










Pada era Yunani sendiri, ada 2 pendidikan yang berkembang, yaitu Disparta dan PaideaDispartamerupakan pendidikan ala militer yang disebut jugaAgoge. Sistem pendidikan ini menekankan pada aspek fisik dan pendisiplinan. Sangat mirip dengan sekolah-sekolah militer pada saat ini. Disparta sendiri berkembang di Romawi.Berbicara tentang manusia, berbicara juga tentang sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang banyak digunakan di dunia saat ini berasal dari Yunani dan Abad Pertengahan.
Sedangkan Paidea berkembang di Athena. Sistem pendidikan ini menitikberatkan pada perpaduan antara pendidikan nalar (mind), raga (body), dan jiwa (spirit). Ketiga hal tersebut dilatih melalui Logos, atau biasa disebut Logika atau Penalaran. Logos sendiri bermakna nalar atau firman. Konsep ini banyak dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles.
Pendidikan raga sendiri menitikberatkan pada olah raga atau Gimnastik. Sedangkan pendidikan jiwa diasah melalui musik dan puisi.
Capaian ideal sistem pendidikan Paidea adalah Kalos Kagathos, yang berarti manusia indah luar maupun dalam. Capaian ini berfungsi agar manusia mampu melihat Arete (keutamaan) dalam kompleksitas kehidupannya. Keutamaan manusia sendiri antara lain diwujudkan dalam Virtue, atau nilai-nilai kebaikan dalam moral, seperti kebijaksanaan, keberanian, dan kejujuran.
Selanjutnya, Virtue ini syarat untuk manusia mencapai Eudaimonia atau kebahagiaan. Karena, di alam Yunani, untuk bahagia, manusia harus mengaktifkan penalarannya. Dengan kata lain, seorang manusia akan bahagia bila berperilaku baik, dan dia akan berperilaku baik bila bernalar. Hal ini memang sangat bertolak belakang sekali dengan tradisi-tradisi spiritual yang justru mensyaratkan penonaktifan nalar.
Paidea sendiri dikembangkan oleh kaum Sofis. Kaum ini banyak menggunakan retorika dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini disebabkan kaum Sofis memiliki kehidupan yang berkonteks politis. Sehingga perdebatan dalam kehidupan politik mensyaratkan argumen-argumen semu untuk menjatuhkan lawannya. Bagaimana pun, dalam konteks kehidupan politik, kuncinya adalah memenangkan perdebatan. Beberapa tokoh yang termasuk kaum Sofis adalah Isokrates dan Protagoras.
Kaum Sofis sendiri kerap menuai kritik dari lawannya, yaitu kaum Akademia. Meskipun begitu, Paidea banyak dimodifikasi dan dikembangkan oleh kaum Akademia seperti Plato dan Aristoteles, tentunya dengan penekanan yang berbeda untuk masing-masing tokoh.
Dari modifikasi kaum Akademia, kurikulum Paidea berevolusi sehingga lebih gampang diingat. Pada Abad Pertengahn, kurikulum Paidea berevolusi menjadi kurikulum Artes Liberales yang berarti “pengetahuan yang penting untuk orang-orang bebas”. Pengetahuan ini ditujukan untuk bangsawan dan orang-orang kelas atas.
Lawannya adalah Artes Serviles atau “keterampilan untuk para budak”. Pengetahuan ini erat kaitannya dengan keterampilan kasar untuk para budak seperti pandai besi dan memotong kayu.
Foto: bp.blogspot.com
Socrates (Foto: bp.blogspot.com)
Artes Liberales dibagi menjadi 2 kelompok utama. Kelompok ilmu pertama terdiri dari ilmu Rhetorica,Grammatica, dan Logica. Kelompok ini disebut Trivium. Sedangkan kelompok ilmu kedua terdiri dari ilmuArithmaticaGeometricaAstronomica, dan Musica. Kelompok pengetahuan ini disebut Quadrivium. Pada perkembangan selanjutnya, khususnya di Indonesia, kelompok pengetahuan Trivium populer dengan sebutan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan kelompok pengetahuan Quadrivium populer dengan sebutan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Selain 2 kelompok utama ilmu di atas, ada juga tambahan ilmu lainnya, antara lain: Ars Dictaminis atau ilmu pembuatan dokumen-dokumen hukum dan administratif, kedokteran yang banyak mendapat pengaruh dari Ibnu Sina, hukum, dan sains atau ilmu penelitian empirik.
Khusus untuk sains, ilmu ini belum berkembang ketika masa Artes Liberales. Sains sendiri baru berkembang pada abad ke-13, tepatnya ketika mulai ada lembaga pendidikan tinggi yang disebut Universitas.
Kaum Sofis sendiri banyak menekankan pada Rhetoricadan Grammatica. Sementara Aristoteles menekankan padaLogica yang sering disebut juga sebagai Dialektika. Dalam perkembangannya, ilmu Dialektika ini disebut Filosofi atau cara meyakinkan orang dengan argumentasi.
Filosofi yang dibangun oleh Aristoteles memang berbeda dengan filosofi yang dibangun Sokrates. Sokrates yang merupakan kakek guru Aristoteles ini, memulai proses filosofi dengan mengobrol. Kadang Sokrates memulainya juga dengan berdebat. Dari hasil mengobrol dan berdebat ini, Sokrates kemudian menyimpulkan makna-makna filosofis dari tema obrolan dan perdebatan. Misalnya saja, sebelum menyimpulkan makna “kebijaksanaan”, Sokrates bertanya dulu kepada orang-orang yang ditemuinya. Setelah itu, barulah dia menyimpulkan makna “kebijaksanaan” dari hasil pendapat orang-orang.
Adapun Plato, banyak memberikan penekanan pada LogicaArithmaticaGeometricaAstronomica, dan Musica. Menurutnya, kebahagiaan harus berdasarkan pada pengetahuan yang benar.
Meskipun masing-masing tokoh memiliki pandangan yang berbeda, tetapi kerangka kurikulum Paidea adalah seperti tersebut di atas. Kerangka kurikulum ini berkembang pada abad 5 – 4 Sebelum Masehi.
Pada titik yang sama, Romawi lebih banyak mengeksplorasi aspek politik dan hukum. Hal ini disebabkan Romawi memiliki banyak daerah jajahan pada saat itu. Tak heran bila filosofi banyak berkembang cukup pesat di Yunani, tetapi bukan di Romawi.
Meskipun begitu, pada Abad ke-1, kurikulum Paidea mulai masuk ke sistem pendidikan Romawi. Sistem ini masuk melalui kaum Ensiklopedis dengan tokoh-tokoh seperti Posidonius dan Marcus T Varro. Sistem ini masuk melalui berbagai cara, seperti politik, perdagangan, dan sosial.
Mulai abad ke-4, kurikulum Paidea masuk ke dunia Kristiani. Tradisi Kristiani sendiri baru berkembang pada abad ke-3, tepatnya ketika Konstatinus, Kaisar Roma pada saat itu, masuk Kristen. Sehingga Romawi langsung berubah menjadi dunia Kristiani.
Paidea sendiri ke Romawi yang Kristiani masuk melalui 2 jalur. Pertama melalui tradisi Boethius. Tradisi ini merujuk pada aktivitas para rohaniawan Romawi yang menerjemahkan karya-karya Yunani, khususnya karya dari pemikiran Aristoteles. Kebiasaan ini disebut juga tradisi Scholastic, yang merujuk pada aktivitas berkebun dan berternak pada siang hari, sedangkan pada malam harinya menterjemahkan karya-karya Yunani sembari mengkritisinya.
Sedangkan jalur kedua masuk melalui Perang Salib, tepatnya melalui pengaruh filsuf-filsuf Islam seperti Alfarabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusdh. Filsuf muslim ini banyak memberikan komentar atas karya-karya Sokrates.
Pada abad 9 – 12, Romawi mendapatkan serangan dari bangsa barbar berjuluk Goath. Tidak hanya serangan secara fisik, peradaban Romawi juga sedang dilanda budaya korupsi. Tak heran bila akhirnya Romawi pun runtuh. Masa ini disebut dengan Goathic. Keruntuhan Romawi ini melengkapi abad kegelapan yang tengah melanda Eropa pada era abad 6 – 12.
Di saat yang sama, dunia Islam tengah mengalami era keemasan. Islam masuk lewat Perang Salib dan perdagangan, sehingga banyak mempengaruhi sekolah-sekolah katedral di Eropa saat itu. Sekolah Katedral sendiri merupakan sekolah yang memang “menempel” di sebelah Katedral. Sekolah ini diperuntukkan hanya bagi kaum klerik dan bangsawan.
Harvard University (Foto: www.alfredny.biz)
Harvard University (Foto:http://www.alfredny.biz)
Paidea sendiri merupakan pelajaran pokok di sekolah-sekolah katedral di Eropa. Pelajaran ini mencapai puncaknya pada abad 11 – 12. Uniknya, corak Paideaberubah dari nuansa filosofis menjadi teologis. Bahkan, karakter teologis ini sangat kuat sekali pada era tersebut. Sehingga muncul ungkapan Philosifia Est Ancila Theologia, yang berarti “filsafat adalah hamba dari teologi”.
Teologi saat itu dipandang sangat tinggi dibandingkan ilmu pengetahuan lainnya. Pandangan ini dianut oleh Agustinus, Yustinus, dan Thomas Aquinas. Tokoh-tokoh ini merupakan penguasa abad pertengahan. Mereka berfilsafat dengan pandangan Yunani yang ditarik ke pandangan teologis.
Menjelang abad ke-13, Sekolah Katedral mulai berevolusi menjadi universitas. Universitas sendiri berarti paguyuban. Dengan kata lain, universitas merupakan paguyuban orang-orang berpengetahuan. Evolusi ini membuat sekolah yang awalnya ekslusif dan hanya untuk kaum klerik dan bangsawan, menjadi terbuka untuk umum. Sehingga orang awam mulai bisa bersekolah. Pada sisi ini pula, humanisme mulai menjadi arus bawah dalam arus persekolahan di dunia ini.
Beberapa universitas yang berkembang pada saat itu dan masih ada hingga saat ini, antara lain: Universitas Bologna, Universitas Salerno, Universitas Paris, Universitas Oxford, dan Universitas Montpellier.
Sistem sekolah barat ini pada babak sejarah selanjutnya diadopsi oleh dunia. Pengadopsian ini banyak dipengaruhi kolonialisme barat yang pada awal abad 19 berekspansi ke seluruh dunia. Bila bangsa China atau India atau Jepang yang menguasai dunia, mungkin sistem pendidikan di dunia tidak akan seperti saat ini. Bila China yang menguasai dunia misalnya, mungkin filsafat dari Lao Tze atau Konfucius lah yang akan banyak mempengaruhi pendidikan dunia saat ini.